Rabu, 12 Juli 2017

Nobar UIN Walisongo

Pemuaran Film “Brave Miss World” 
NOBAR: Para mahasiswa nobar film berjudul "Brave Miss World" di American Corner UIN Walisongo Semarang, Selasa, (21/3). Foto: Shodiqin
NGALIYAN-Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan American Corner Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang mengadakan pemutaran film berjudul “Brave Miss World” di American Corner UIN Walisongo, UPT Perpustakaan Pusat Lantai 2 Kampus 3, Selasa, (21/3).
Cultural Attache Embbasy of the United Stetes of America Karen Schinnerre mengatakan, acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret.
Sementara, Brave Miss World adalah sebuah film dokumenter tentang perjuangan penyintas kekerasan seksual yang diperankan oleh Linor Abargil. “Film dokumenter ini dinobatkan sebagai Miss World 1998,” kata Keren dalam wawancaranya di lokasi.
Diceritakan, bahwa hanya tujuh minggu sebelum Linor mewakili Israel untuk berkompetisi dan memenangi Miss World 1998, Linor diculik, ditusuk, dan diperkosa.

“Setelah dinobatkan sebagai Miss World,  Linor memutuskan untuk membuka suara tentang kekerasan seksual yang dialaminya,” paparnya.

Selain itu, Linor juga memberi bantuan dan dukungan kepada orang-orang di seluruh dunia yang mengalami nasib serupa dengannya. Kini, ia menjadi aktivis perempuan dan membuat gerakan #IAMBRAVE.
“Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak penyintas pemerkosaan di seluruh dunia,” paparanya.
Selain nobar juga dilanjutkan kegiatan diskusi bersama pakar media dan aktivis tentang peran kuat media dalam mengakhiri kekerasan terhadap perempuan.
Diskusi ini dihadiri oleh  dua pembicara sekaligus alumni International Visitors Leadership Program (IVLP). Yaitu Monique Rijkers (Jawa Pos TV) dan Fitriah “Riri” Artakusuma (Pendiri Care for Education dan mantan produser Smart FM).
Dalam diskusi, dua alumni yang merupakan lulusan sebuah program pertukaran yang disponsori oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat ini akan berbicara tentang peran penting media dalam melawan kekerasan terhadap perempuan, dan bagaimana media dapat meningkatkan kesadaran publik akan isu ini.
“Acara bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik terkait isu ini dan mendukung kesetaraan gender, suatu hak dasar yang sama-sama diperjuangkan di Amerika dan Indonesia,” tambahnya. Shodiqin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar