Pemuaran Film “Brave Miss World”
NOBAR: Para mahasiswa nobar film berjudul "Brave Miss World" di American Corner UIN Walisongo Semarang, Selasa, (21/3). Foto: Shodiqin |
NGALIYAN-Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan
American Corner Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang mengadakan
pemutaran film berjudul “Brave Miss World” di American Corner UIN Walisongo, UPT Perpustakaan
Pusat Lantai 2 Kampus 3, Selasa, (21/3).
Cultural Attache Embbasy of the United Stetes of America
Karen Schinnerre mengatakan, acara ini diselenggarakan dalam rangka
memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret.
Sementara, Brave Miss World adalah sebuah film dokumenter
tentang perjuangan penyintas kekerasan seksual yang diperankan oleh Linor
Abargil. “Film dokumenter ini dinobatkan sebagai Miss World 1998,” kata Keren
dalam wawancaranya di lokasi.
Diceritakan, bahwa hanya tujuh minggu sebelum Linor
mewakili Israel untuk berkompetisi dan memenangi Miss World 1998, Linor
diculik, ditusuk, dan diperkosa.
“Setelah dinobatkan sebagai Miss World, Linor memutuskan untuk membuka suara tentang kekerasan seksual yang dialaminya,” paparnya.
Selain itu, Linor juga memberi bantuan dan dukungan kepada orang-orang di seluruh dunia yang mengalami nasib serupa dengannya. Kini, ia menjadi aktivis perempuan dan membuat gerakan #IAMBRAVE.
“Setelah dinobatkan sebagai Miss World, Linor memutuskan untuk membuka suara tentang kekerasan seksual yang dialaminya,” paparnya.
Selain itu, Linor juga memberi bantuan dan dukungan kepada orang-orang di seluruh dunia yang mengalami nasib serupa dengannya. Kini, ia menjadi aktivis perempuan dan membuat gerakan #IAMBRAVE.
“Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak penyintas
pemerkosaan di seluruh dunia,” paparanya.
Selain nobar juga dilanjutkan kegiatan diskusi bersama pakar
media dan aktivis tentang peran kuat media dalam mengakhiri kekerasan terhadap
perempuan.
Diskusi ini dihadiri oleh dua pembicara sekaligus
alumni International Visitors Leadership Program (IVLP). Yaitu Monique Rijkers
(Jawa Pos TV) dan Fitriah “Riri” Artakusuma (Pendiri Care for Education
dan mantan produser Smart FM).
Dalam diskusi, dua alumni yang merupakan lulusan sebuah
program pertukaran yang disponsori oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat ini akan
berbicara tentang peran penting media dalam melawan kekerasan terhadap
perempuan, dan bagaimana media dapat meningkatkan kesadaran publik akan isu ini.
“Acara bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik
terkait isu ini dan mendukung kesetaraan gender, suatu hak dasar yang sama-sama
diperjuangkan di Amerika dan Indonesia,” tambahnya. Shodiqin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar