Kota Semarang Jadi Salah Satu Penyuplai Ikan Mangut
RUMAH: Beberapa rumah sebagai pusat pengasapan ikan mangut di Desa Bandarharjo Semarang. Foto: Shodiqin |
Siang
itu, gumpalan asap terus keluar terlihat dari beberapa deratan Pancangsari
(bangunan cerobong asap) yang tak jauh dari Kawasan Tanah Mas Semarang.
Gumpalan asap yang tepatnya berada Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara ini
ternyata merupakan sentra pengasapan ikan di Kota Semarang.
Ketika
dilihat lebih dekat,di dalam Pancangsari ini ternyata ada, banyak warga yang
sedang bekerja mengelolah ikan mangut yang diolah dengan cara diasap. Anehnya
lagi, pengasapan ini tidak menggunakan kayu atau kompor, melainkan dengan asap
dari pembakaran batok kepala.
Sebelum
proses pengasapan mulai, dari poses pembuangan kotoran ikan, pemotongan ikan,
ikan, dilajut tusuk ikan dengan lidu agar tidak lepas ketika diasap, sampai
pengasapan ikan berlangsung.
Suyatmi
(52), salah satu pengusaha pengasapan ikan mengatakan, tempat pengasapan
ikan ini sudah ada sejak dulu puluhan tahun atau sejak nenek moyong. Sementara
pengasapan ikan yang dikenal ikan mangut ini merupakan mata pencaharian utama
khsususnya bagi warga Kelurahan Bandarhajo Semarang Utara.
“Sehingga,
para pekerja disini rata-rata udah lanjut usia atau sudah puluhan tahun bekerja
mencari uang di tempat pengasapan ikan,” kata Suyatmi saat ditemui Rumah_ody,
Minggu, (20/11) dilokasi.
Sementara,
pengasapan ikan mangut ini terbuat dari bahan ikan manyung juga bisa ikan pari
kadang juga tongkol. “Ikan-ikan ini kami dapatkan dari para nelayan yang dijual
di Pasar Kobong di malam hari,” tambahnya.
Untuk
prosen pengasapan ikan sangat relatif kadang hanya 15 menit kadang juga sampai
30 menit. Sedangkan para pekerja sendiri dilakukan mulai pukul 08.00 WIB hingga
sore hari. “Kalau malam biasanya ikan baru di buang kotorannya, kemudian
paginya baru di potong-potong baru diasap,” paparnya.
Menurut
Suyatmi, dalam sehari ia bisa menghabiskan ikan kurang labih 3 kwintal hingga 5
kwintal. “Bahkan teman pengusaha lain bisa sampai menghabiskan 1 ton ikan,
namun, hari ini libur tidak produksi,” ungkapnya.
Untuk
harga ikan mangut sendiri yang sudah diasap, I kg dijual dengan harga Rp 50
ribu yang isinya kalau besar bisa sampai 24 biji sementara kalau kecil bisa
sampai 27 biji.
“Tempat
ini satu-satunya tempat pengasil mangut di Kota Semarang, sehingga banyak
pedagang pasar yang mencari disini mulai dari Pasar Johar, Pasar karang Ayu,
Pasar Peterongan, Pasar Bulu, dan lainnya, bahkan pernah dari Bandung ngambil
disini,” katanya.
PROSES PENGASAPAN IKAN: Seorang pekerja sedang melakukan proses pengasapan ikan mangut yang letaknya di sentra pengasapan ikan Kawasan Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara Semarang. Foto: Shodiqin |
Mulai
Bekurang
Ia
menceritakan, sebelum berada disni pengolahan ikan asap ini awalnya mengolah
ikan di rumah masing-masing. Namun, banyak komplen dari warga sekitar, mulai
dari tempatnya kumuh hingga asapnya membuat pakaian berbau.
Maka
dari itulah, oleh Pemerintah Kota Semarang tempat ini dijadikan satu lokasi
yang tempatnya berada di samping sungai Tanah Mas Semarang.
“Dulu
awal-awal masih ada sekitar 70 pengusaha ikan asap, namun akhir-akhir ini ada
sekitar 30 penguasaha. Mungkin banyak yang bosen pindah profesi atau mungkin
tidak ada genarasi yang meneruskan usaha milik orang tuanya dulu,” katanya.
Kubrotun
(60) salah satu warga setempat menuturkan sudah menjadi pekerja di tempat
pengolahan ini sejak belasan tahun. Bersama dua pekerja lain, ibu Kubrotun
bekerja dibagian pemotong daging ikan dan pengasapan ikan Kepala Manyung.
“Alhamdulillah,
dari sejak kecil hingga sampai sekarang, tempat ini merupakan tempat
satu-satunya untuk mencukupi kebutuhan keluarga,” kata Kubrotun warga Kelurahan
Bandarharjo Semarang Utara
Ia
menceritakan, pengasapak ikan dengan penggunaan batok kelapa adalah agar
nyala api bisa merata, hingga bagian dalam daging ikan bisa terkena semua.
Kelebihan menggunakan batok kelapa untuk pengasapan ikan agar matang sempurna.
“Sehingga
bila dibawa keluar kota, daging ikan ini masih tetap bagus dan tidak lengket.
Kalo bahan pembakaran selain batok kelapa, ikan kerap kali lengket bila sudah
berganti hari,” katanya. Shodiqin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar