Rabu, 15 Februari 2017

Sentra Pengasapan Ikan Mangut

Kota Semarang Jadi Salah Satu Penyuplai Ikan Mangut

RUMAH: Beberapa rumah sebagai pusat pengasapan ikan mangut di Desa Bandarharjo Semarang. Foto: Shodiqin
Siang itu, gumpalan asap terus keluar terlihat dari beberapa deratan Pancangsari (bangunan cerobong asap) yang tak jauh dari Kawasan Tanah Mas Semarang. Gumpalan asap yang tepatnya berada Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara ini ternyata merupakan sentra pengasapan ikan di Kota Semarang.
Ketika dilihat lebih dekat,di dalam Pancangsari ini ternyata ada, banyak warga yang sedang bekerja mengelolah ikan mangut yang diolah dengan cara diasap. Anehnya lagi, pengasapan ini tidak menggunakan kayu atau kompor, melainkan dengan asap dari pembakaran batok kepala.
Sebelum proses pengasapan mulai, dari poses pembuangan kotoran ikan, pemotongan ikan, ikan, dilajut tusuk ikan dengan lidu agar tidak lepas ketika diasap, sampai pengasapan ikan berlangsung.
Suyatmi (52), salah satu  pengusaha pengasapan ikan mengatakan, tempat pengasapan ikan ini sudah ada sejak dulu puluhan tahun atau sejak nenek moyong. Sementara pengasapan ikan yang dikenal ikan mangut ini merupakan mata pencaharian utama khsususnya bagi warga Kelurahan Bandarhajo Semarang Utara.
“Sehingga, para pekerja disini rata-rata udah lanjut usia atau sudah puluhan tahun bekerja mencari uang di tempat pengasapan ikan,” kata Suyatmi saat ditemui Rumah_ody, Minggu, (20/11) dilokasi.
Sementara, pengasapan ikan mangut ini terbuat dari bahan ikan manyung juga bisa ikan pari kadang juga tongkol. “Ikan-ikan ini kami dapatkan dari para nelayan yang dijual di Pasar Kobong di malam hari,” tambahnya.
Untuk prosen pengasapan ikan sangat relatif kadang hanya 15 menit kadang juga sampai 30 menit. Sedangkan para pekerja sendiri dilakukan mulai pukul 08.00 WIB hingga sore hari. “Kalau malam biasanya ikan baru di buang kotorannya, kemudian paginya baru di potong-potong baru diasap,” paparnya.
Menurut Suyatmi, dalam sehari ia bisa menghabiskan ikan kurang labih 3 kwintal hingga 5 kwintal. “Bahkan teman pengusaha lain bisa sampai menghabiskan 1 ton ikan, namun, hari ini libur tidak produksi,” ungkapnya.
Untuk harga ikan mangut sendiri yang sudah diasap, I kg dijual dengan harga Rp 50 ribu yang isinya kalau besar bisa sampai 24 biji sementara kalau kecil bisa sampai 27 biji.
“Tempat ini satu-satunya tempat pengasil mangut di Kota Semarang, sehingga banyak pedagang pasar yang mencari disini mulai dari Pasar Johar, Pasar karang Ayu, Pasar Peterongan, Pasar Bulu, dan lainnya, bahkan pernah dari Bandung ngambil disini,” katanya.
PROSES PENGASAPAN IKAN: Seorang pekerja sedang melakukan proses pengasapan ikan mangut yang letaknya di sentra pengasapan ikan  Kawasan Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara Semarang. Foto: Shodiqin
Mulai Bekurang
Ia menceritakan, sebelum berada disni pengolahan ikan asap ini awalnya mengolah ikan di rumah masing-masing. Namun, banyak komplen dari warga sekitar, mulai dari tempatnya kumuh hingga asapnya membuat pakaian berbau.
Maka dari itulah, oleh Pemerintah Kota Semarang tempat ini dijadikan satu lokasi yang tempatnya berada di samping sungai Tanah Mas Semarang.
“Dulu awal-awal masih ada sekitar 70 pengusaha ikan asap, namun akhir-akhir ini ada sekitar 30 penguasaha. Mungkin banyak yang bosen pindah profesi atau mungkin tidak ada genarasi yang meneruskan usaha milik orang tuanya dulu,” katanya.
Kubrotun (60) salah satu warga setempat menuturkan sudah menjadi pekerja di tempat pengolahan ini sejak belasan tahun. Bersama dua pekerja lain, ibu Kubrotun bekerja dibagian pemotong daging ikan dan pengasapan ikan Kepala Manyung.
“Alhamdulillah, dari sejak kecil hingga sampai sekarang, tempat ini merupakan tempat satu-satunya untuk mencukupi kebutuhan keluarga,” kata Kubrotun warga Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara
Ia menceritakan, pengasapak ikan dengan penggunaan batok kelapa adalah agar nyala api bisa merata, hingga bagian dalam daging ikan bisa terkena semua. Kelebihan menggunakan batok kelapa untuk pengasapan ikan agar matang sempurna.
“Sehingga bila dibawa keluar kota, daging ikan ini masih tetap bagus dan tidak lengket. Kalo bahan pembakaran selain batok kelapa, ikan kerap kali lengket bila sudah berganti hari,” katanya.  Shodiqin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar