Rabu, 12 Juli 2017

Kodam IV Diponegoro

Satgas Yonif 407/PK Dan Yonif Mekanis 413/6/2/K Tiba Di Semarang

KECERIAAN: Keceriaan diperlihatkan para petugas Satgas Yonif 407/PK Dan Yonif Mekanis 413/6/2/K bertemu sanak keluarga saat tiba di Semarang, tepatnya di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu, (29/3). Foto: Shodiqin


TANJUNG EMAS- Satgas Yonif 407/Padma Kusuma dan Satgas Yonif Mekanis 413/6/2/K kembali ke Home Base dengan menggunakan Kapal KRI Tanjung Kambani di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu, (29/3).
Kepulangan tersebut, usai melaksanakan tugas Operasi Pamtas RI-PNG di Papua selama kurang lebih sembilan (9) bulan. Sementara penyambutan dilakukan upacara, bertindak selaku inspektur upacara Pangdivif 2/Kostrad Mayjen TNI Benny Susianto S.IP
Dalam amanat Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi yang dibacakan Pangdivif 2/Kostrad, mengucapkan selamat datang terima kasih sekaligus rasa bangga serta penghargaan yang tulus atas dharma bhakti dan pengabdian yang telah para Prajurit curahkan dalam melaksanakan tugas operasi.
“Yakinlah bahwa, tenaga, waktu, pikiran yang telah saudara korbankan mempunyai nilai yang besar demi tetap tegak kokohnya NKRI yang kita cintai”, jelasnya.
Usai melaksanakan tugas operasi, para prajurit melakukan konsolidasi dengan tindakan administratif serta prioritaskan pemeriksaan terhadap alat peralatan, persenjataan dan seluruh perlengkapan lainnya.
“Setelah ini prajurit akan diberikan cuti dan manfaatkan kesempatan ini dengan baik. Namun, sebelumnya cek satu persatu, jangan sampai ada prajurit yang membawa senjata, munisi maupun bahan peledak ke rumah masing-masing”, tegasnya.
Diharapkan, para prajurit segera dapat menyesuaikan diri kembali dengan lingkungan baik di dalam  maupun  di luar  satuan, sehingga kepulangan prajurit dapat diterima baik oleh keluarga, kawan maupun oleh masyarakat.
“Tetaplah berfikir, berbuat dan bertindak dengan selalu mengedepankan pikiran jernih, cerdas dan dewasa. Jangan mudah terpengaruh oleh adanya isu-isu yang menyesatkan yang bersifat negatif dan tetap bangun kebersamaan yang harmonis baik di lingkungan satuan maupun dalam kehidupan berkeluarga”, jelas
Selama bertugas di wilayah perbatasan RI-PNG, selain melakukan patroli, Satgas Yonif 407/Padma Kusuma dan Satgas Yonif Mekanis 413/6/2/K juga melaksanakan berbagai kegiatan seperti pemberian bantuan kesehatan, bhakti sosial dan kegiatan untuk membantu masyarakat. Shodiqin



Nurses Day

Perawat-Perawat Cantik Telogorejo Jadi Penari

MENARI: Para perawat memperlihatkan senam sehat yang dikemas melalui tarian dalam gelaran Telogorejo Nurses Day di ruang SIM Square SMC Telogorejo, bru-baru ini. Foto: Shodiqin
KARANGKIDUL- Tidak hanya bisa merawat tapi juga lentur lincah dalam menari. Hal itu yang diperlihatkan para perawat SMC RS Telogorejo dalam gelaran Telogorejo Nurses Day di ruang SIM Square SMC Telogorejo.
Salah satu peserta dari unit perawat High Dependency Unit (HDU) menari di atas panggung dengan mengenakan kostum berbulu, lima perawat sukses menghibur peserta acara Nurse Day.
“Kami mengkreasi senam Gemu Famire dari NTT," kata Nining Tri Sulistyowati, seorang penari saat ditemui Wawasan, Senin, (27/3).
Pihaknya berlatih selama sebulan di sela-sela bekerja. Beberapa gerakan terinspirasi dari gerakan sehari-hari seperti 'mencerok'.
Direktur Keperawatan Nusaadah, SMC RS Telogorejo, mengatakan perayaan Nurse Day sudah menginjak usia kesembilan. Adapun peringatan Nurse Day adalah mengingatkan kembali tugas dan kewajiban seorang perawat.
“Perawat pertama harus punya empati. Perawat harus bisa merawat dirinya sendiri sebelum melayani orang lain,” katanya.
SMC RS Telogorejo juga menggelar lomba senam sehat. Masing-masing unit menciptakan senam sehat yang dimenangkan oleh unit HDU. Dalam rangkaian Nurse Day, SMC RS Telogorejo sudah menggelar beberapa acara antara lain Cerdas Cermar Perawat, Lomba mempersiapkan pasien dan mengedukasi pasien.
“Kami juga menggelar mini riset esai dengan kasus di masing-masing unit. Bagi kami Perawat itu tulang punggungnya rumah sakit. Tidak ada rumah sakit jika tidak ada perawat,” jelasnya. Shodiqin

Seminar

Menjadi Smart Parent untuk Generasi Anak-anak

MENYAMPAIKAN: Saah satu pemateri sedang menyampaikan paparanya dalam seminar yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Fatayat NU Jateng di Hotel Semesta Krangan Kauman Semarang, Senin, (27/3). Foto: Shodiqin
KAUMAN- Mengasuh anak merupakan kewajiban orang tua, khususnya untuk ibu menjadi madrasah (tempat belajar) pertama bagi anak-anaknya.
Hal itulah yang ditegaskan Pustekkom Kemendikbud H. Hasan Habibie saat menjadi pembicara seminar nasional “Peran Orang Tua dalam Menghadapi Era Digital” oleh Pengurus Wilayah Fatayat NU Jateng di Hotel Semesta Krangan Kauman Semarang, Senin, (27/3).
Menurut Hasan, internet telah merubah pola mendidik anak. Mulai dari pendidikan formal, kebudayaan, sosial hingga bermain. Gawai (gadget)  tak bisa lepas dari anak-anak, sehingga orang tua harus memperhatikan kekerasan, penipuan, pornografi, perjudian dan penculikan yang ada dalam dunia maya.
 “Jadi konten yang bermanfaat dan mencerdaskan menjadi pilihan bagi orang tua terhadap anak,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan Psikologi Universitas Diponegoro Dr. Hastaning Sakti, M.Kes menambahkan, dalam permasalahan di atas, maka perlu memahami norma-norma yang ada. Seperti halnya budaya komunikasi, eksplorasi masalah, lingkungan pertemanan dan lainnya.
“Kita harus memperlakukan anak sebagai subyek bukan obyek. Ketika anak tahu lebih dulu dari pada orang tua untuk akses apapun, kita sebagai orang tua merendah sedikit, jangan terlalu merendah, tapi merendah sejajar,” terangnya.
Smart Parents
Dilatarbelakangi oleh keprihatinan di atas, maka PW Fatayat NU Jateng menginisiasi Gerakan “Smart Parents di Era Digital”. Gerakan ini bertujuan untuk memberikan penyadaran terhadap kader Fatayat pada khususnya dan seluruh masyarakat pada umumnya untuk bersikap bijak dalam menghadapi media.
“Kami kader Fatayat berkomitmen untuk selalu cerdas dalam mengkonsumsi informasi di media, kritis dalam menyikapi informasi di media, menjaga anak dan keluarga dari penyalahgunaan media, berkontribusi positif di media, membangun keluarga cerdas di digital era,” papar Ketua Umum PW Fatayat NU Jateng Tazkiyyatul Muthmainnah.
Menurutnya, gerakan ini diharapkan menjadi salah satu upaya nyata kontribusi Fatayat dalam merespon masalah sosial untuk menjadikan masyarakat Jawa Tengah lebih baik. Shodiqin

Libur Sekolah

Anak-anak Tambakrejo Dididik Keagamaan Melalui Dongeng

MENDENGARKAN: Puluhan anak-anak mendengarkan Kak Kempo menampilkan dongeng dengan metode cerita sambil menggambar, di Masjid Baitul Iman Tambakrejo Gayamsari Semarang, Selasa, (28/3). Foto: Shodiqin
Libur sekolah, suasana di Masjid Baitul Iman Tambakrejo Gayamsari Semarang tampak ramai dipenuhi puluhan anak anak yang sedang mendengarkan dongeng dari pendongeng nasional Kak Kempo Antaka.
Dalam kesempatan itu, Kak Kempo menampilkan dongeng dengan metode cerita sambil menggambar, ditambah humor segar diantara cerita sosok mulia dan plenthus menambah keceriaan anak anak.
Musyafa selaku Kepala Bidang Program IZI Jateng mengatakan, dalam kegiatan ini anak anak itu mendapatkan program Dai Penjuru Negeri dari LAZ Nurul Barqi PT Indonesia Power bekerjasama dengan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Jateng.
Program ini diluncurkan untuk mendidik semangat keislaman anak anak muslim tapi dikemas dengan cara yang lebih cair yaitu dongeng. Kegiatan ini juga menjadi syiar yang ditujukan anak anak muslim agar tertanam kecintaannya dengan agamanya.
“Program ini akan kami dilaksanakan selama satu tahun di wilayah ini,” katanya kepada Wawasan, Selasa, (28/3).
Sementara Muhammad Arief salah satu warga mengungkapkan, acara ini surprise bagi anak anak. Sebab, mereka sangat senang dengan dongeng yang disampaikan Kak Kempo ini pas hari libur.
“Jadi kegiatan ini tidak menganggu jam sekolah sehingga anak-anak bisa fokus mengikuti kegiatan ini,” katanya.
Sebelumnya, IZI Jateng juga memberikan pengobatan gratis kepada warga yang dikemas melalui layanan kesehatan keliling yang diikuti kurang lebih 100 warga mulai dari anak-anak, dewasa hingga lansia di Kampung Bahari Tambakrejo.
Selain layanan kesehatan, juga diluncurkan program kesehatan berbasis masjid yang diberi nama “ Pusat Kesehatan Masjid”, yaitu program layanan kesehatan yang akan dilakukan mandiri oleh relawan kesehatan yang ditunjuk oleh takmir masjid dan ibu-ibu PKK setempat.
“Hal ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini kesehatan melalui cek tensi gratis dan cek laborat sederhana kepada warga dhuafa di sekitar masjid secara reguler bulanan,” kata musyafak. Shodiqin




Seniman Galang Dana

Bantu Operasi Biduanita Titik Santoso

GALANG DANA:Setiyanto (kiri) menerima hasil pengumpulan dana penggalangan sebesar Rp 6 juta dari Handono selaku Koordinator Penggalangan Dana untuk Titik Santoso. Dok.
BERITA akan diamputasinya kaki kanan biduanita keroncong Semarang, Titik Santoso karena penyakit diabetes membuat para seniman dan musisi lintas genre bersatu padu menggelar pentas penggalangan dana, di Museum Ranggawarsita Jawa Tengah Semarang
Komunitas Waroeng Kerontjong, Komunitas Selendang Merah Tembang Kenangan, Grup Congrock 17 dan Stanza Dance yang mewadahi penggemar dansa dalam waktu 4 jam pentas berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 6 juta. Dana tersebut murni donasi dari seniman dan simpatisan atau penonton.
Koordinator Waroeng Kerontjong Semarang Setiyanto SE mengungkapkan solidaritas teman-teman seniman dan musisi Semarang dinilainya sangat luar biasa. "Mereka secara cepat mengambil langkah untuk membantu kesulitan rekan seniman yang kini sedang terbaring sakit di RSUP Dr Kariadi dan terancam kakinya diamputasi. Penggalangan dana hanya direncanakan 2 hari sebelumnya dan kini hasilnya diserahkan kepada keluarga untuk meringankan beban beaya", ungkap Setiyanto kepada Wawasan, Minggu, (26/3).
Menurut Setiyanto, Titik Santoso sangat dikenal di dunia hiburan musik sejak tahun 1980an.  Titik yang semula dikenal sebagai biduanita musik melayu di Surabaya hijrah ke Semarang meramaikan belantika musik panggung. Namanya cukup dikenal sebagai biduanita multi talenta. Meski dikenal sebagai biduanita musik melayu dia juga kerap menyanyikan tebang pop kenangan dan kemudian lebih banyak aktif di panggung orkes keroncong sampai sekarang usianya menginjak 60 tahun.
“Hidup mbak Titik Santosa sebagai penyanyi panggung cukup sederhana dan jauh dari gemerlap panggung hiburan. Kesederhanaan inilah yang membuat teman-teman menaruh empati untuk menggelar penggalangan dana. Karena kederhanaannya, dia tidak pernah mengeluh dan meminta bantuan teman-teman, meski kita semua tahu dia kerepotan dalam menyediakan beaya yang tidak sedikit. Bagi kami, sesama seniman dan musisi adalah saudara. olehkarena itu kesusahan teman adalah kesusahan kami pula. Kebahagiaan teman juga kebahagiaan kami pula”, ujar Setiyanto.
Sementara Handono, bassis Nayaka Band yang mewakili Komunitas Tembang Kenangan yang juga pengurus Persatuan Artis Penyanyi dan Pencipta Lagu Republik Indonesia (PAPPRI) Semarang mengajak seluruh musisi dan seniman untuk meningkatkan kepedulian membantu sesama. "Kami prihatin dengan nasib para seniman di hari tua. Umumnya jauh dari gemerlap dan ketenaran masa lalu.
Oleh karena itu kita perlu bersatu untuk mikir bareng dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan medapatkan jaminan di hari tua. Apa yang telah dilakukan oleh teman-teman ini merupakan langkah awal yang harus ditindak lanjuti terus menerus", ungkap Handono.
Sedangkan menurutut Marco Marnadi, pentolan Congrock 17, Semarang menjadi gudangnya para seniman musik, Pemerintah Kota Semarang semestinya patut berbangga. Namun perlu dilihat bagaimana nasib mereka di hari tua, padahal karya-karyanya banyak mengangkat nama Semarang. salah satunya adalah Almarhum Kelly Puspito.
"Pencipta lagu Gado-gado Semarang dan Kr Tanah Air ini rumahnya terancam ambruk dan banyak piala dan piagam penghargaannya remuk. Sampai saat ini belum ada yang peduli atas kondisi ini. Mestinya selain kita, pemerintah juga ikut ambil bagian sebagai wujud apresiasi atas karya-karyanya", kata Marco. Shodiqin

Temu Mitra

Musuem Agar Dimasukkan Kepaket Tour Sekolah

TEMU MITRA: Para seller dan buyer dipertemukan dalam temu mitra yang digelar dengan konsep table top oleh Museum Ranggawarsita Jawa Tengah, Kamis, (23/3). Foto: Shodiqin
SEMARANG- Dalam rangka penyebaran inforamasi kepada masyaraat terkait keberadaan museum. Sekaligus di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Museum Ranggawarsita Jawa Tengah mengadakan temu mitra di Aula Ranggawarsita Jawa Tengah, Kamis, (23/3).
Acara digelar dengan konsep table top, dimana kedua belah pihak dibagi dalam peran buyer dan seller. Mitra museum terdiri dari berbagai perusahaan bidang pariwisata, katering, rias pengantin dan dekorasi, serta museum-museum yang ada di Jawa Tengah.
Mereka yang berperan sebagai seller antara lain Museum Jamu Nyonya Meneer, Museum Lawangsewu, Museum MAJT, dan lainnya. Sementara dari luar kota ada Museum Radyapustaka dan Museum Pers Nasional.
Sementara berperan sebagai buyer adalah pengguna jasa mitra museum seperti sekolah, instansi, dan juga kelompok masyarakat yang jumlahnya juga mencapai puluhan.
Kepala Museum Ranggawarita Jawa Tengah Steven Timisela mengatakan, temu mitra ini sangat penting, karena keberadaan mitra merupakan tangan panjang bagi museum.
“Kegiatan ini guna mengajak para pelaku wisata dan tempat wisata serta para masyarakat untuk bekerjasama mengembangkan potensi-potensi wisata di Kota Semarang dan Jawa Tengah,” kata Steve kepada Wawasan, dilokasi.
Sehingga, dengan temu mitra ini diharapkan museum di Semarang dan Jawa Tengah sebagai paket wisata tuor. Selain itu di sekolah-sekolah yang memiliki paket tour, bisa memasukkan museum sebagai paket wisata.
“Anak-anak boleh berwisata kemana saja asalkan anak-anak didatangkan untuk berkunjung ke museum,” harapnya.
Selain itu juga untuk menginformasikan dan mensosialisasikan segala kegiatan baik di luar atau di dalam museum kepada masyarakat. “Dengan begitu diharap dapat terjalin kerja sama sebanyak mungkin antara mitra dengan pengguna jasa mitra museum,” tuturnya.
Salah seorang peserta yang berada di pihak buyer Ahmad Muhlisin, mengungkapkan, sangat senang diundang dalam kegiatan itu. “kami beruntung bisa mendapat banyak informasi, baik tentang beberapa museum yang ada, maupun usaha pariwisata,” paparnya. M13




Lembaga Amil Zakat

Layakan Kesehatan Keliling Sambut Positif  Warga

BEROBAT: Beberapa warga tengah melakukan pengobatan saat hadir kegiatan Layanan Kesehatan Keliling, di Masjid Baitussalam Kampung Bahari di Tambakrejo RW XVI Kelurahan Tanjungmas Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Kamis (23/3). Foto: Shodiqin
TANJUNGMAS- Lembaga Amil Zakat (LAZ) Nurul Barqi PT Indonesia Power bekerjasama dengan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Perwakilan Jawa Tengah mengadakan acara Layanan Kesehatan Keliling secara gratis, Kamis (23/3).
Acara yang dimulai pada pukul mulai pukul 08.00 WIB hingga13.00 WIB ini diselenggarakan di Masjid Baitussalam Kampung Bahari di Tambakrejo RW XVI Kelurahan Tanjungmas Semarang.
Dari pantauan Wawasan, dilokasi, layanan kesehatan tersebut berupa konsultasi pada dokter, posyandu dan PMT balita, pengobatan umum, serta medical check up kepada warga dhuafa sekitar masjid.
Ketua Bidang Pendayagunaan IZI Jateng Musyafa mengatakan, bahwa acara yang bertema “Sehat Bersama Indonesia Power” ini, merupakan bentuk kepedulian kesehatan pada masyarakat di sekitar perusahaan.
Selain layanan kesehatan, juga diluncurkan program kesehatan berbasis masjid yang diberi nama “ Pusat Kesehatan Masjid”, yaitu program layanan kesehatan yang akan dilakukan mandiri oleh relawan kesehatan yang ditunjuk oleh takmir masjid dan ibu-ibu PKK setempat.
“Hal ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini kesehatan melalui cek tensi gratis dan cek laborat sederhana kepada warga dhuafa di sekitar masjid secara reguler bulanan,” katanya.
Sementara itu, kegiatan ini ditargetkan sebanyak 100 orang untuk umum  dan 75 balita. Terselenggaranya acara layanan kesehatan di daerah tersebut, karena kawasan Kelurahan Tanjungmas RW XVI merupakan daerah yang sering terkena rob saat musim hujan, sehingga rawan terkena penyakit kulit dan gangguan kesehatan lainnya.
“Selain itu, gangguan kesehatan lainnya yang banyak dari hasil pemeriksaan tersebut adalah kolesterol dan asam urat,” pungkasnya.
Salah satu warga yang hadir untuk berobat, Umi Mustaqina mengaku, senang dengan adanya layanan kesehatan keliling ini. Menurutnya, kegiataan ini sangat membantu warga sekitar ritakhususnya dalam layanan kesehatan.
“Semoga kegiatan ini terus dilakukan, dan berjalan secara rutin. Sebab ini benar-benar membantu kesehatan kami,” harapnya. Shodiqin