Senin, 20 Maret 2017

Masjid Menyerupai Kapal Nabi Nuh

Arsitektur Bangunan, Tarik Masyarakat Berkunjung
BERFOTO: Para pengujung berfoto bersama di depan bangunan masjid besar yang menyerupai kapal Nabi Nuh, tepatnya di kampung Padaan, Desa Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Kamis, (16/3). Foto: Shodiqin
“Bukan aneh tapi nyata” ungkapan seperti ini begitu nampak, ketika kita melihat keberadaan masjid besar berbentuk kapal. Bahkan masjid yang terletak di kampung Padaan, Desa Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang ini berada di tengah-tengah persawahan.

Ya, masjid itu dinamakan Masjid Safinatun Najah, di mana bangunan tersebut memiliki bangunan superunik. Sehingga menarik masyarakat untuk berkunjung lantaran penasaran dan bahkan digunakan untuk berfoto-foto.

Suyadi, (52), penjaga masjid mengatakan, yang melatarbelakangi dibangunan masjid ini, tidak lepas dari peran seorang saudagar keturunan Arab yang sekarang tinggal di Pekalongan yaitu bernama Ahmad M. Baragbah.

“Kalau tidak salah beliau membangun masjid menyerupai kapal Nabi Nuh itu, bermula dari wasiat Uni Emirat Arab. Wasiat donatur utama itu menginginkan agar dibangunkan sebuah masjid dengan arsitektur bahtera Nabi Nuh di Indonesia,” kata Suyadi saat ditemui Wawasan, Kamis, (16/3) dilokasi.

Lantas, lanjut Suyadi, kebetulan mereka mendapatkan harga tanah di sini dengan harga yang relatih murah. Akhirnya sejumlah pengelola lantas menyusun desain yang sesuai wasiat itu. Diperolehlah desain masjid kapal Nabi Nuh yang terinspirasi sebuah masjid di kota Islamabad, Pakistan.

“Arsitektur bangunan akhirnya kita olah dari arsitektur Arab-Pakistan namun dengan gaya lokal. Jadilah bangunan seperti ini,” ujar tambahnya.

Ia menambahkan, bangunan masjid ini bangun pertama kali pada tahun 2015 hingga sekarang ini dengan luas banguan sekitar 1758 M2. “Sementara sekarang ini bangunan baru mencapai tahap 80 persen, tinggal finising saja. Untuk bangunan sudah bisa buat sholat bagi pengujung,” tambahnya.
Lembaga Yayasan

Suyadi yang juga warga sekitar mengatakan, masjid yang memiliki empat lantai ini rencananya akan dibuat lembaga yayasan, sehingga di sekitar masjid dibuat bangunan untuk tempat tinggal yang rencananya di tempati laki-laki dan perempuan.

“Untuk pastinya yayasan apa saya kurang tau, tetapi ada dua kemungkinan antara digunakan sebagai yayasan pondok pesantren dan yayasan panti asuhan,” paparnya.

Ia juga mengatakan, meski bergaya Pakistan, pembangunan masjid kapal itu mempekerjakan warga lokal. Bentuk dek kapal besar yang menyerupai kayu pun seluruhnya beton yang digarap apik oleh warga, sehingga mirip sebuah dek kapal berukuran raksasa.

“Untuk sekarang ini pekerjaan masih difokuskan pada pembuatan kolam yang mengelilingi area masjid agar tampak seperti bahtera yang mengapung di laut,” paparnya.

Siti Maslahah mengaku sangat takjub dengan bagunan ini. Menurutnya, bangunan ini akan menarik lebih banyak lagi masyarakat untuk berkunjung.  Sebab, bangunan masjid ini berbeda dengan dengan yang lain.

“Ini seperti sebuah masjid yang menumpang pada kapal. Saat berada di atas seperti menaiki kapal asli, " ujarnya kepada Wawasan.

Perempuan yang akrab disapa Siti ini pun meyakini bahwa ke depan masjid berbentuk bahtera Nabi Nuh itu akan jadi ikon wisata religi baru yang menjanjikan. Selama ini, ikon masjid yang kerap jadi buruan di Semarang adalah Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di pusat kota.

“Pemandangannya di sini juga masih sangat asri. Ada persawahan dan perkebunan durian, benar-benar unik,” ujarnya. Shodiqin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar