Arsitektur Bangunan, Tarik Masyarakat Berkunjung
“Bukan aneh tapi nyata” ungkapan seperti ini begitu nampak, ketika kita
melihat keberadaan masjid besar berbentuk kapal. Bahkan masjid yang terletak di
kampung Padaan, Desa Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang ini berada di
tengah-tengah persawahan.
Ya, masjid itu dinamakan Masjid Safinatun Najah, di mana bangunan
tersebut memiliki bangunan superunik. Sehingga menarik masyarakat untuk
berkunjung lantaran penasaran dan bahkan digunakan untuk berfoto-foto.
Suyadi, (52), penjaga masjid mengatakan, yang melatarbelakangi dibangunan
masjid ini, tidak lepas dari peran seorang saudagar keturunan Arab yang
sekarang tinggal di Pekalongan yaitu bernama Ahmad M. Baragbah.
“Kalau tidak salah beliau membangun masjid menyerupai kapal Nabi Nuh
itu, bermula dari wasiat Uni Emirat Arab. Wasiat donatur utama itu menginginkan
agar dibangunkan sebuah masjid dengan arsitektur bahtera Nabi Nuh di
Indonesia,” kata Suyadi saat ditemui Wawasan, Kamis, (16/3) dilokasi.
Lantas, lanjut Suyadi, kebetulan mereka mendapatkan harga tanah di sini
dengan harga yang relatih murah. Akhirnya sejumlah pengelola lantas menyusun
desain yang sesuai wasiat itu. Diperolehlah desain masjid kapal Nabi Nuh yang
terinspirasi sebuah masjid di kota Islamabad, Pakistan.
“Arsitektur bangunan akhirnya kita olah dari arsitektur Arab-Pakistan
namun dengan gaya lokal. Jadilah bangunan seperti ini,” ujar tambahnya.
Ia menambahkan, bangunan masjid ini bangun pertama kali pada tahun 2015
hingga sekarang ini dengan luas banguan sekitar 1758 M2. “Sementara sekarang
ini bangunan baru mencapai tahap 80 persen, tinggal finising saja. Untuk
bangunan sudah bisa buat sholat bagi pengujung,” tambahnya.
Lembaga Yayasan
Suyadi yang juga warga sekitar mengatakan, masjid yang memiliki empat
lantai ini rencananya akan dibuat lembaga yayasan, sehingga di sekitar masjid
dibuat bangunan untuk tempat tinggal yang rencananya di tempati laki-laki dan
perempuan.
“Untuk pastinya yayasan apa saya kurang tau, tetapi ada dua kemungkinan
antara digunakan sebagai yayasan pondok pesantren dan yayasan panti asuhan,”
paparnya.
Ia juga mengatakan, meski bergaya Pakistan, pembangunan masjid kapal itu
mempekerjakan warga lokal. Bentuk dek kapal besar yang menyerupai kayu pun
seluruhnya beton yang digarap apik oleh warga, sehingga mirip sebuah dek kapal
berukuran raksasa.
“Untuk sekarang ini pekerjaan masih difokuskan pada pembuatan kolam yang
mengelilingi area masjid agar tampak seperti bahtera yang mengapung di laut,”
paparnya.
Siti Maslahah mengaku sangat takjub dengan bagunan ini. Menurutnya,
bangunan ini akan menarik lebih banyak lagi masyarakat untuk berkunjung. Sebab, bangunan masjid ini berbeda dengan
dengan yang lain.
“Ini seperti sebuah masjid yang menumpang pada kapal. Saat berada di
atas seperti menaiki kapal asli, " ujarnya kepada Wawasan.
Perempuan yang akrab disapa Siti ini pun meyakini bahwa ke depan masjid
berbentuk bahtera Nabi Nuh itu akan jadi ikon wisata religi baru yang
menjanjikan. Selama ini, ikon masjid yang kerap jadi buruan di Semarang adalah
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di pusat kota.
“Pemandangannya di sini juga masih sangat asri. Ada persawahan dan
perkebunan durian, benar-benar unik,” ujarnya. Shodiqin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar