Senin, 20 Maret 2017

Pasar Waru Semarang

Ngatinem (82), Terus Berjualan Meski Sering Terjadi Musibah

BERJUALAN: Para pedagang di relokasi Pasar Waru tengah menunggu pelanggan, tepatnya di relokasi Pasar Waru Semarang di Jalan Sawah Besar, Senin, (6/3). Foto: Shodiqin
Meski tak seramai dulu sebelum terjadi kebakaran di Pasar Waru Kelurahan Sawah Besar Semarang, Ngatinem (82, tak pernah menggeluh ketika berjualan. Pasalnya, ibu yang sudah puluhan tahun berjualan buah-buahan tersebut, terus bersemangat mencari pembeli meski cobaan selalu menghampiri.
Sama seperti halnya yang dialami semua pedagang yang sekarang ditempatkan di relokasi sepanjang Jalan Sawah Besar pasca terjadi kebakaran. Menurut Ngatinem, selain tempatnya kurang luas, banjir juga sering terjadi khususnya akhir-akhir ini ketika Sungai Banjir Timur (BKT) meluap airnya.
“Jadi dampaknya tidak hanya rumah warga yang terkena banjir, tetapi semua lapak pedagang juga terkena dampak meluapnya air sungai BKT,” ujar Ngatinem saat ditemui Wawasan, di lokasi, (6/3).
Ia menambahkan, dalam dua minggu terakhir ini, sudah dua kali lapak relokasi Pasar Waru terkena banjir. Bahkan air mencapai setengah meter dan masuk ke dalam relokasi pasar. Sementara air bisa surut dua hari sampai tiga hari pasca banjir.
“Dari dampak ini, pembeli semakin sepi dan berpengaruh pada pemasukan semua pedagang ketika berjualan,” tambahnya.
Harus Sabar
Hal itu juga dialami oleh, Sulastri (50), yang setiap harinya berjualan sayur-sayuran. Ia mengatakan,menjadi pedagang Pasar Waru ini harus sabar karena banyak cobaan yang selalu menghampiri.
Menurutnya, ketika pasar terjadi banjir semua pedagang pada pindah ke tanggul jalan raya yang lokasinya lebih tinggi untuk dijadikan tempat berjualan. “Kalau tidak bisa berjualan kami tidak ada pemasukan, meskipun terkadang membuat kemacetan lalu lintas,” tambahnya.
Ia berharap untuk pemerintah daerah maupun Kota Semarang segera memperbaiki tanggung Sungai BKT. Agar kalau hujan deras tidak terjadi banjir yang mengakibatkan pedagang tidak bisa berjualan.
“Jadi semua pedagang berharap sungai tanggul diperbaiki, agar pedagang bisa tenang ketika berjualan di setiap harinya,” harapnya.
Sementara itu, Bidang Sosial Paguyuban Pasar Waru, Masroah membenarkan ketika meluapnya air di Sungai BKT, kondisi pasar mengalami kebanjiran dan terlihat tampak kumuh karena banyak lumpur yang masuk.
“Jadi kalau pas banjir semua pedagang yang terdapat kurang lebih 300 pedagang terpaksa membersihkan sisa-sisa lumpur sendiri sebelum mereka berjualan. Begitulah kondisi Pasar Waru dimusim hujan ini,” paparnya. Shodiqin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar