Ruang Diskusi Para Guru Besar
di Jawa Tengah
NGALIYAN- Maraknya prasangka, kebencian, fitnah,
intoleransi, dan kekerasan berdampak terhadap ancaman kebinekaan dan demokrasi.
Padahal, semangat hidup bersama di atas perbedaan dan semangat kebangsaan
telah dijadikan landasan oleh para
pendiri bangsa ini dalam membangun Indonesia yang penuh tantangan.
Terlebih, menguatnya politik identitas yang
mengedepankan kepentingan kelompok dan golongan, serta minimnya ruang-ruang
perjumpaan. Sehingga menculnya kelompok-kelompok yang saling menghujat, yang
pada gilirannya mengakibatkan ikatan persaudaraan dan solidaritas anak bangsa
terancam.
Dari alasan itulah, para dosen dan guru besar UIN
Walisongo berinisiatif menggelar sebuah forum diskusi akbar yang nantinya akan dihadiri oleh para Guru Besar
dan akademisi dari universitas-universitas di Jawa Tengah.
Pembantu Rektor III UIN Walisongo, Prof. Dr Suparman, M.Ag mengatakan, forum ini diberi nama
'Rahim Bangsa' yang rencananya akan diadakan pada tanggal 15 Maret 2017
mendatang di Wisma Perdamaian Semarang, bertempat di Aula 1 Kampus 1 UIN
Walisongo Semarang,
“Kegiatan ini akan dihadiri seluruh Guru Besar di
Jawa Tengah dan akademisi di lingkungan UIN Walisongo dan menjadi ajang curah
pendapat dalam konteks menjaga kesatuan bangsa di tengah keragaman bangsa
Indonesia,” katanya kepada Wawasan,
Jumat, (3/3).
Sementara itu, guru besar Filsafat Islam UIN Walisongo Prof. Dr.
Yusuf Suyono, M.A. berharap konsep dan ide yang disampaikan dalam forum dapat
menjadi gerakan atau tidak hanya berhenti pada wacana. Misalnya direalisasikan
dengan forum yang mempertemukan kelompok agama yang radikal dan liberal untuk
berdiskusi.
“Jika bisa terwujud, itu hal yang luar biasa. Jika belum, nantinya
diskusi ini hanya sebatas wacana,” katanya.
Sebab menurut Yusuf, konflik yang mengatasnamakan agama terjadi
antara kelompok agama yang radikalis dan liberalis. “Keduanya perlu ditanamkan
pemahaman tentang Unity of Sciences,” jelasnya.
Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag. berpesan, forum
'Rahim Bangsa' yang bersifat internal itu sebagai awal dari forum-forum
kebangsaan selanjutnya, yang rencananya akan diikuti seluruh Perguruan Tinggi
di Jawa Tengah.
“Akan tetapi sebelum itu, masih banyak keragaman konsepsi yang
perlu didiskusikan lebih lanjut tentang cara menghadapi dan memperkuat jati
diri sebagai seorang muslim yang moderat,” jelasnya.
Forum hari itu ditutup dengan penandatangan petisi “Jadikan
Perguruan Tinggi sebagai Pusat Pembelajaran Kebangsaan” oleh Rektor
UIN Walisongo, Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag dilanjutkan oleh para guru besar dan
akademisi. Petisi akan disebarluaskan melalui berbagai media untuk mendapat
dukungan dari berbagai pihak. M13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar