Rabu, 15 Februari 2017

Doa Menjadi Kunci Kesuksesan Hidup

TAUSYIAH:  KH. Munif Zuhri menyampaikan tausyiah dalam pengajian di Kota Semarang, Selasa, (14/2) malam. Foto: Shodiqin
SEMARANG- Disela-sela kesibukan, KH. Munif Zuhri Pengasuh Pondok Pesantren Girikusumo Mranggen Demak, menyempatkan diri menghadiri pengajian yang digelar di Kota Semarang, Selasa, (14/2) malam.

Dalam tausyiahnya Gus Munif panggilan akrabnya menyampaikan, untuk menuju hari-hari kejayaan dalam kehidupan apapun oleh siapapun hanya berdoalah yang akan menemukan harapan itu.  Jadi doa pada dasarnya adalah tautan hati kepada Allah Swt.

“Tidak akan pernah rugi atau menyesal orang yang dalam hidupnya selalu dihiasi dengan doa sesuai tuntunan Allah Swt,” tuturnya.

Sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, mulai dari hendak tidur, makan, berpergian, pulang, semua dihiasi dengan doa. Sehingga orang yang selalu berdoa selalu dalam lindungan Allah Swt.

“Doa itu juga menjadi inti ibadah dalam menjalani kehidupan ini,” tambahnya.

Kalau kita mau menelaah, apa yang bangsa ini lakukan, ketika masa kemerdekaan. Banyak doa-doa yang ucapkan oleh masyarakat negeri ini.

Ia juga menyinggung, pergantian pemimpin tidak banyak yang dicapai dalam kebahagiaan, kesejahteraan dan  kurang merata. Selain itu, banyak cobaan dihadapi bangsa ini, berkali-kali bahkan dikatakan “kriwikan dadi grojogan” melakukan sesuatu yang tidak perlu, dan meninggalkan yang harus dikerjakan.

Dulu di negeri ini, banyak orang pandai, intelektual tinggi, berpendidikan luas tetapi apa yang dicapai negeri ini tidak seimbang apa yang diinginkan negeri ini. Harusnya kita sudah menjadi negeri yang damai, namun sekarang negeri ini menghadapi negeri yang kurang diharapkan semua mayarakat.

“Hal ini karena kita kurang banyak doa. Maka, mulailah dari sekarang dalam kehidupan sehari-hari selalu dihiasi dengan berdoa,” ajak Gus Munif kepada jamaah.

Gus Munif juga menegaskan, yang penting dalam doa adalah hati. Allah Swt tidak akan menerima doa yang hatinya kosong. “Allah Swt tidak akan menilai gerakan kita tetapi Allah Swt menilai dari hati kita,” tegasnya.

Selain itu ia juga menyinggung masyarakat sekarang ini, banyak masyarakat kita sering menuntut kepada Allah Swt untuk  memenuhi keinginannya. Tetapi perintah Allah Swt, justru ditinggalkan.

Harusnya kita merasa bersalah. Kita diciptakan sebagai hamba Allah Swt, tetapi sekarang ini kebalikan kita seakan menjadi Tuhan. Memperlakukan Allah Swt tidak semana mestinya seperti kurang bersyukur, mengerjakan ibadah tidak sesuai kehendaknya.

“Maka kita mulai hari ini mengucapakan salah (Istighafar) minta ampunan kepada Allah Swt,’ harapnya.

Sebelum ditutup dengan doa, Gus Munif menegaskan, inti kehidupan dari beragama adalah kasih sayang Allah Swt itu sendiri atau rahmat. Kita harus percaya kepada Allah Swt agar mendapatkan kasih sayang atau rahmat..

“Namun sebaliknya jika manusia tidak mau beriman kepada Allah Swt, maka jangan harap Allah Swt memberikan keberkahan dan keselamatan bagi kita,” tutupnya. Shodiqin






Tidak ada komentar:

Posting Komentar